Ibadah hari Minggu ini (24/6) di GKJ Manahan dilayankan sakramen Sidi pada jam 16.30 WIB dan sakramen Baptis pada jam 08.30 WIB. Jemaat yang menerima sakramen diantaranya 1 orang menerima sakramen sidi, 4 orang baptis dewasa dan 4 anak menerima sakramen baptis anak. Pendeta Fritz Yohanes Dae Pany, S.Si yang melayani dalam kedua ibadah tersebut mendasarkan kotbahnya dari Mazmur 9: 9-21.
Di awal kotbahnya, dikatakannya jika kita membuat sebuah pernyataan, tidak ada seorangpun yang melarang. Namun bila ada seseorang yang membuat pernyataan, akan ada orang lain yang menanyakan bukti-bukti pernyataan itu. Misalnya, di media massa kita mendengar banyak pejabat membuat pernyataan tentang penyangkalan tindak pidana korupsi. Publik menghendaki kalau memang tidak melakukan tindak pidana korupsi, memang harus memberikan bukti-bukti bahwa dia tidak melakukan tindak pidana tersebut.
Dalam hal iman, banyak orang mengatakan “Aku percaya kepada Tuhan” atau “Aku berseru-seru kepada Tuhan” dan “Aku beriman kepada Tuhan”. Apa buktinya? Masyarakat ingin pembuktian benarkah kita adalah pengikut Kristus. Bukan hanya saudara seiman, ataupun saudara bukan seiman yang mempertanyakan bukti iman kita. Allah-pun menghendaki kita membuktikan iman kita. Matius 7: 21 menyatakan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Sebagai seorang beriman, pemazmur tidak hanya berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi juga berkomunikasi dengan orang lain. Ia melihat keadaan yang ada disekitarnya, bahkan persoalan-persoalan pengadilanpun ia mengikutinya, sampai ia tahu ada pengadilan benar maupun yang tidak benar, ia juga melihat adanya orang yang tertindas. Ia tidak menutup mata. Bukan hanya kepada para korban ia merasa prihatin, tidak hanya kepada orang miskin dan tertindas, pemazmur menunjukkan keprihatinannya. Ayat 16-19 menjadi seruan pemazmur bagi mereka yang melakukan tindak kejahatan.
Sebagai orang yang mencari Allah, sebagai orang yang mendengar Allah, sebagai orang beriman, inilah yang dilakukan pemazmur. Apakah yang beriman itu hanya pemazmur? Tidak. Kita bisa menyatakan diri sebagai orang beriman.
Rasul Paulus dalam 2 Kor 6: 1-10 melihat dirinya sebagai hamba Tuhan. Sebagai hamba Tuhan, ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Paulus sadar sebagai seorang iman yang berkarya memberitakan kabar keselamatan, ia akan menghadapi banyak hambatan.
2 Korintus 6: 1-10 dinyatakan banyak penderitaan, namun karena ia memandang Tuhan, Paulus tidak kehilangan harapan. Inilah bukti iman, sekalipun badai menghadang hidup kita, tidak sekalipun kita kehilangan harapan. Apakah kita orang beriman? Masing-masing kita bisa memberikan jawaban ya atau tidak. Tetapi Tuhan menuntut bukti iman kita. Mari kita buktikan iman kita dalam pikiran kita, tindakan serta perbuatan kita yang mempermuliakan Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Add comment