Renungan hari ini membahas masalah kesenjangan ekonomi. Renungan ini berangkat dari kenyataan kesenjangan ekonomi di Indonesia saat ini. Kesenjangan ekonomi di Indonesia sangat besar. Ada yang mengatakan: 10 persen warga Indonesia menguasai 70 persen kekayaan di Indonesia ; 90 persen warga Indonesia memiliki 30 persen kekayaan. Banyak orang miskin dan sedikit orang super kaya. Jadi, renungan kita adalah tentang Alkitab dan kesenjangan ekonomi. Firman Allah dan kesenjangan ekonomi. Yang dimaksud dengan kesenjangan ekonomi di sini adalah kekayaan ekonomi yang dibagi secara tidak merata.
Tulisan-tulisan dalam Alkitab hari ini menunjukkan bahwa Allah memperhatikan dengan seksama masalah kemiskinan dan kesengsaraan manusia. Allah prihatinkan dan mengecam berlarut-larutnya masalah tersebut. Allah menghendaki supaya kesenjangan ekonomi di pangkas. Dalam Amos 8:4 ditulis bahwa Allah berkata: “Dengarlah ini, kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini”. Pernyataan yang senada juga dijumpai dalam kitab Mazmur 113:7-8 yang menulis: “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya.” Lebih lanjut Alkitab menunjukkan usaha Allah mengikis dan menghapus kesenjangan. Gambaran keadaan umum ekonomi Israel pada jaman Perjanjian Lama berikut kiranya membantu memahami kehendak Allah mengenai masalah kesenjangan ekonomi yang sedang kita bahas.
Sektor ekonomi yang berkembang di Israel antara lain perdagangan, perikanan, peternakan, pertanian, dan wisata keagamaan. Yang paling berkembang dari antara itu adalah pertanian, peternakan dan wisata agama. Produk pertanian yang terkenal antara lain gandum, zaitun dan anggur. Daerah wisata agama yang terkenal dan berkembang adalah Yerusalem dan Gerizim.
Ratusan ribu orang mengunjungi dua daerah tersebut secara rutin setiap tahun, seperti ibadah haji yang meningkatkan kunjungan wisata ke Arab Saudi. Pendapatan dari sektor-sektor tersebut menurut para nabi mencukupi untuk keperluan bangsa Israel.
Pandangan nabi ini seturut janji Allah kepada bangsa Israel yang akan menempatkan bangsa Israel di Kanaan, negeri yang berlimpah susu dan madunya. Janji ini menunjukkan bahwa bangsa Israel akan mengalami kesejahteraan ekonomi karena sumber daya alam yang baik dan mencukupi yang Allah sediakan di Kanaan.
Kembali kepada rasa prihatin dan murka Allah atas tragedi kemiskinan dan kesengsaraan bangsa Israel. Tingkat kemiskinan di Israel tinggi, mereka yang miskin adalah para petani, para pengangguran, buruh, peternak buruh, petani penyewa, petani kecil dan yang sekelompok dengannya. Salah satu penyebab berlarutnya masalah kemiskinan dan kesengsaraan adalah sistem ekonomi yang jahat yang dibuat oleh sekelompok orang yang melukai dan menyengsarakan. Tentang hal ini nabi Amos menulis demikian: “Bilakah bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum dan bilakah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan mengecilkan efa, membesarkan syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, supaya kita membeli orang lemah karena uang dan orang yang miskin karena sepasang kasut; dan menjual terigu rosokan? (ay.5&6)".
Ada orang dan sekelompok orang Israel yang menjadi pelaku ekonomi, yakni para pedagang yang menetapkan harga dan merancang timbangan yang jahat. Bisa dipastikan, para pedagang ini melibatkan pihak-pihak yang mempunyai otoritas untuk memuluskan dan melancarkan praktik bisnis yang jahat. Inilah sistem ekonomi yang mengakibatkan kesenjangan ekonomi semakin lebar. Allah menghendaki supaya sistem perdagangan yang jahat dan menyengsarakan tidak diberlakukan lagi, dan diganti dengan sistem yang baru.
Firman Allah yang dibahas hari ini menerangi kita dalam merenungkan kesenjangan ekonomi di Indonesia, termasuk kesenjangan ekonomi di Solo. Para pelaku ekonomi di Indonesia, khususnya di Solo, kiranya menyadari akan keprihatinan dan kemurkaan Allah karena adanya kesenjangan ekonomi yang diciptakan oleh sistem ekonomi yang jahat. Kiranya, semua pihak berusaha keras menghentikan sistem ekonomi yang jahat dan menggantinya dengan sistem ekonomi yang bisa mengikis, bahkan menghapus kesenjangan ekonomi. Kiranya upaya Allah mendudukkan orang-orang miskin dan sengsara bersama dengan para bangsawan (Mazmur 113:8) bangsanya, juga menjadi upaya bersama kita, khususnya gereja, di Indonesia. Tuhan memberkati.
Bacaan: Amos 8:4-7 DAN MAZMUR 113
Sumber: Warta Gereja Edisi 18 September 2016
Add comment