Bacaan; Leksionari:
PL : Mikha 5:1–5a
PB : Ibrani 10 : 5–10
Tanggapan : Lukas 1: 46b – 55
atau Mazmur 80: 1 – 7
Injil : Lukas 1: 39–45(46-55)
Saudara Pembaca yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.
Memasuki Minggu Advent ke IV ini bahwa saudara-saudara telah mempersiap kan beranekaragam dalam menyambut Natal yaitu hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Dari bacaan tersebut kita terinspirasi merenungkan akan kehadiranNya. Kisah perjumpaan Maria dan Elisabet dalam keadaan senasib dan sepenanggungan akan kita cermati lebih dalam. Dikala sedang hamil sebelum nikah, Maria dihinggapi perasaan galau. Antara bahagia, khawatir dan takut campur aduk dalam perasaan mereka. Dalam keadaan seperti ini Maria berupaya menemui Elisabet saudaranya.
Ia tidak peduli jarak yang ditempuh jauh. Maria berusaha keras bertemu dengan Elisabet juga sedang hamil di usia lanjut / tua merasakan bahagia atas perjumpaan mereka. Dalam perjumpaannya membuahkan hasil yang menakjubkan. Bayi dalam kandungan Elisabet melonjak “dan Elisabet dipenuhi Roh Kudus” (1:41b) mereka merasa paling beruntung, bukanlah ini merupakan perjumpaan yang bermakna dan positif.
Lain halnya perjumpaan layaknya yang di lakukan para orang-orang percaya pada saat ini. Mari kita tengok dalam kehidupan kita sehari-hari di masyarakat, dilingkungan kerja dan sebagainya.
Perjumpaan apapun bagi kita sebagai pengikut Kristus mestinya meneladani perjumpaan yang dilakukan Maria dan Elisabet dimana keduanya bisa merasakan saling berbagi malah merasa senasib dan sepenanggungan.
Bukan sebaliknya kadang kita saling mencurigai, menyalahkan dan lain sebagainya. Ada kalanya perjumpaan digunakan untuk mengudal aib orang lain, menunjukkan fihak ketiga yang berbeda keadaan, pemahaman dan berbeda kepentingan.
Hal yang demikian hendaknya sedikit demi sedikit kita tinggalkan sebaiknya kita belajar saling memahami, walaupun berbeda kepentingan serta keadaan dan lain sebagainya.
Kita diajarkan belajar saling berbagi dalam keadaan apapun.
Bila terjadi perjumpaan di forum atau sebaiknya kita jadikan perjumpaan yang bermakna positif dalam bahasa sananya kita belajar (“positif thinking”) lebih dianjurkan kalau kita bisa setiap perjumpaan kita rasa kan senasib dan sepenanggungan. Semoga dalam menyongsong kelahiran Yesus dari kandungan bunda Maria menjadikan berkat bagi kita semua orang-orang percaya. Tuhan memberkati. Amin.
Add comment