PL : 1 Sam. 2: 18 – 20 – 26
PB : Kolose 3 : 13 – 17
Tanggapan : Mazmur 148
Injil : Lukas 2: 41– 52
Nas : Lukas 2: 41 – 52
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Injil Lukas 2:41-52, merupakan bagian ceritera dari kehidupan Yesus pada masa kanak-kanak.
Dalam tatanan agama Yahudi laki-laki dewasa wajib ziarah ke Yerusalem tiga kali dalam satu tahun, untuk mengikuti tiga perayaan besar agama. Bagi yang tempat tinggalnya jauh dari Yerusalem seperti halnya Yusuf dan Maria, biasanya hanya sekali saja ke Yerusalem setiap tahunnya yaitu pada hari raya Paskah.
Dalam tradisi Yahudi anak yang berusia 12 atau 13 tahun dianggap sudah dewasa. Pada saat itu seorang anak laki-laki disebut menjadi “Anak Taurat”. Yang seterusnya berkewajiban memelihara segala ketentuan-ketentuan agama. Itulah sebabnya ketika Yesus berusia 12 tahun, Yusuf dan Maria mengajaknya serta ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.
Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus;
Pada saat Yesus berada di tengah guru-guru agama Yahudi, Yesus berlaku sebagai murid yang baik. Pada jaman itu tanya-jawab antara guru-guru agama Yahudi dan murid-murid menjadi salah satu metode yang biasa digunakan. Pada saat itulah guru-guru agama menjadi keheran-heranan serta takjub akan kesanggupan Yesus dalam memahami pengajaran yang diterimanya. Hal itu nampak dalam memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru agama Yahudi.
‘Jawab Yesus kepada Maria’ (ayat 49); Sesungguhnya bukan maksud Yesus untuk menjadi anak yang tidak baik (tidak hormat) terhadap kedua orang tua jasmaniahNya. Tetapi hendak menyatakan hubungan yang hakiki antara manusia dengan Allah. Pada saat tertentu Yesus akan tetap patuh sebagai anak dari keluarga Yusuf dan Maria, tetapi pada saat yang lain Yusuf dan
Maria harus mengerti bahwa Yesus adalah Anak Allah. Hal ini seperti tertulis pada ayat 51a. “Lalu ia pulang bersama-sama dengan mereka ke Nasaret, dan ia tetap hidup dalam asuhan mereka”. Dengan kata lain Yesus memahami benar bagaimana DIA harus hidup sebagai Anak Allah, dan bagaimana hidup sebagai anak manusia yang diasuh oleh orang tuanya. Seperti halnya pada Samuel sewaktu diserahkan ke Bait Allah. Samuel benar-benar menanggapi panggilan Tuhan namun Samuel juga tidak melupakan kasih sayang kedua orang tuanya.
Jemaat yang terkasih dalam persekutuan Tuhan Yesus Kristus;
Yesus memberikan keteladananNya akan sikap patuhNya kepada orang tua (dan juga sesama) dan disisi yang lain DIApun bertumbuh melalui ketaatanNya kepada Allah Bapa. Bagaimana dengan kita yang mengaku memiliki predikat Umat pilihan Allah/orang beriman? Konsistenkah kita menjaga kesetiaan kepada Allah dengan hidup benar dihadapanNYA? Dan apakah kita tetap diperlukan oleh sesama kita?
Selamat merayakan Natal tahun 2009 dan selamat menyongsong Tahun Baru 2010. Tuhan beserta kita. Amin.
Add comment