Bacaan: Markus 1 : 21 – 28
Berita dalam televisi sering menayangkan tentang orang atau kelompok orang -seperti siswa sekolah- di berbagai daerah yang sedang dirasuki roh jahat. Sehari-hari fenomena ini sering disebut oleh masyarakat umum sebagai kerasukan setan atau kesurupan. Tidak hanya di tayangan televisi tetapi juga sering pula kita jumpai hal seperti itu secara langsung dalam kehidupan sekitar kita.
Jika kita amati fenomena kerasukan roh jahat di berbagai tempat maka ada ciri utama yang tampak pada kita adalah ucapan dan tingkah laku orang yang kerasukan roh jahat itu akan sangat menyimpang dibanding ucapan dan tingkah laku orang normal pada umumnya. Bahkan dapat dikatakan cenderung tidak manusiawi karena tampak kadang-kadang meniru perilaku hewan tertentu. Singkatnya, perilaku dan ucapan orang tersebut tidak lagi menunjukkan keadaan dirinya yang sesungguhnya. Ada kekuatan lain yang telah menguasai dirinya dan karena itu ia tidak dapat lagi mengendalikan dirinya.
Dalam bacaan kita Markus 1: 21 -28 dikisahkan pula tentang perjumpaan seorang yang dirasuki roh jahat dengan Yesus dalam Bait Allah di Kapernaum dimana Ia akan mengajar. Orang itu -yang sudah dikuasai oleh roh jahat- berteriak-teriak ditengah orang banyak. Bahkan ia menunjukkan kalau ia sangat mengenal Yesus. Ia pun tahu tujuan kedatangan Yesus ke dunia. Tidak itu saja, ia pun menyanjung dan memberi pujian pada Yesus dengan mengatakan :"Aku tahu siapa Engkau: Yang kudus dari Allah" (ayat 24). Meskipun mendapat pujian yang sangat tinggi dari orang tersebut tetapi Yesus tidak menghiraukan sanjungan atau pujian itu. Bahkan Ia menghardiknya:"Diam, keluar daripadanya!" (ayat 25). Dan akhirnya, roh jahat itu keluar meninggalkan orang tersebut.(ayat 26).
Dalam hal ini jelas bahwa sebenarnya bukan orang itu yang dihardik dan diusir oleh Yesus tetapi kekuatan yang telah menguasai dan mengendalikan orang tersebut yaitu roh jahat. Yesus sangat mengerti bagaimana perasaan orang yang sudah tak berdaya tersebut dibawah kuasa roh jahat. Ia tidak dapat lagi menguasai dan mengendalikan dirinya (pikiran, ucapan dan tingkahlakunya) sebagai seorang manusia normal yang bebas. Tentu saja ia tidak akan dapat lagi menolong dirinya sendiri. Ia sedang terperangkap dalam kuasa kegelapan. Hal ini tentu saja telah menjadi penghalang bagi kehidupannya menuju terang dan menjadi manusia baru, yaitu manusia yang telah diciptakan dalam citra sang Penciptanya. Ternyata Yesus sangat mengasihinya dan karena itu dibebaskannya dari penghalang kehidupannya itu meskipun ia tak sanggup lagi menyatakan perasaannya sebagai manusia yang sebenarnya.
Pesan penting bagi kita dari kisah ini antara lain: bahwa Yesus sangat mengasihi setiap orang, apapun penghalang atau masalahnya atau terpuruk sekalipun kehidupannya jika orang itu mau datang kepadaNya. Yesus sangat mengetahui perasaan orang yang mengharapkanNya meskipun ia sudah tak berdaya lagi mengungkapkannya sebagai manusia. Yesus tidak terlena dengan sanjungan dan pujian amat tinggi dari roh jahat tetapi Ia tetap fokus pada penyelamatan manusia yang berharap dan datang kepadaNya. Bersama Yesus, segala penghalang dalam kehidupan setiap orang akan dibebaskan. Immanuel !
Tim Penyusun Renungan
-------- JJS ---------
Sumber: Warta Gereja Edisi : Minggu, 1 Februari 2009 Nomor : 05/2009
Comments
NU2KAN KALTIM (not verified)
thank Lord Jesus
Wed, 11/02/2009 - 08:12nu2kan-kaltim (not verified)
Tidak terlena dengan sanjungan dan pujian
Mon, 16/02/2009 - 10:49Add comment