Hari Selasa (8/2) tepat GKJ Manahan berusia 82 tahun dan kebahagiaan ini diungkapkan dalam ibadah syukur dan perayaan hari ulang tahun GKJ Manahan oleh jemaat. Ibadah yang dimulai jam 17.00 WIB ini menggunakan liturgi khusus berbahasa jawa. Yang unik dalam ibadah ini, majelis dan jemaat kompak mengenakan batik sebagai dress-code tidak hanya untuk melestarikan budaya jawa, tetapi juga menyatakan kesatuan hati jemaat.
Ibadah dibuka oleh Pdt. Retro Ratih SH, M.Th sebagai liturgos, sedangkan Firman Tuhan disampaikan oleh Pdt. Widya Notodiryo, S.Th yang menyampaikan kotbahnya sesuai dengan tema yaitu mengenai komunikasi yang baik akan mempersatukan jemaat, tentunya supaya menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Pdt. Fritz Yohanes Dae Pany mengakhiri liturgi ibadah dengan doa syafaat, dan menyanyikan bersama Mars GKJ.
Selesai ibadah, jemaat menyaksikan kolaborasi paduan suara Gracia Sonora dan Agape yang memberikan persembahan pujian berjudul “Lir Ilir” dan “Suwe ora Jamu”, diikuti sebuah fragmen drama dengan tokoh punakawan. Dalam fragmen ini diceritakan bahwa Gareng, yang notabene seorang mantan majelis yang kini telah sukses berbisnis, tidak suka bila anaknya menghabiskan banyak waktu untuk pelayanan di gereja. Setelah berlangsung diskusi dengan para saudaranya; Bagong, Petruk, bahkan juga dengan Semar, akhirnya Gareng memutuskan mengizinkan anaknya aktif berpelayanan bahkan menyediakan diri juga melayani sebagai majelis gereja, setelah menyadari bahwa hidup tidaklah sekedar mengurusi penghidupan tetapi kehidupan persekutuan dalam gereja pun tak kalah pentingnya. Fragmen ditutup dengan Pdt. Fritz yang memimpin doa bersama sebelum bancakan dibagikan, yang juga mengakhiri ibadah syukur ini.
Add comment