Ibadah jam 18.00 WIB dilayani oleh Pdt. Retno Ratih Suryaning Handayani, M.Th, dengan kotbah yang didasarkan Matius 6: 25-34. Dalam kotbahnya, Pdt. Ratih menyatakan bahwa dalam perikop tersebut ada setidaknya enam kata 'kuatir'. Tuhan Yesus mengungkapkan supaya jangan kuatir. Kuatir adalah pengalaman yang secara umum dapat menimpa semua orang temasuk kita dalam kehidupan sehari-hari. Sekalipun bentuk dan waktu kuatirnya memang berbeda-beda. Ada yang kuatir mengenai ujian yang akan dihadapi anak, pergaulan anak, dan lain sebagainya.
Apakah kekuatiran itu? Kuatir adalah ketika seseorang memikirkan hal-hal yang akan menimpa, biasanya hal-hal ini berupa hal-hal negatif meskipun belum tentu terjadi. Dalam situasi tertentu, kuatir secara manusiawi adalah baik, menyadari keterbatasannya menghadapi hal-hal besar dalam hidupnya. Hal ini membuat kita berjaga-jaga, supaya tidak bertindak sembrono. Yang membahayakan adalah ketika sesorang tidak kuatir sama sekali dalam hidupnya, hal itu akan mengakibatkan seseorang menjadi sembrono. Bila Tuhan Yesus mengatakan supaya tidak kuatir, ternyata banyak orang yang dalam kehidupan sehari-harinya memiliki kekuatiran yang begitu besar, yang akibatnya melemahkan potensi-potensinya.
Bukankah dalam tubuh kita, ada jutaan sel yang mati dalam sehari? Faktanya, dalam sehari pula banyak sel-sel yang diproduksi sel baru. Bahkan beberapa merupakan sel yang radikal, yang akhirnya bisa memicu kelemahan fisik karena penyakit seperti kanker. Memang ada beberapa penyebab menculnya sel radikal tersebut, diantaranya dari faktor makanan, tetapi berdasarkan suatu penelitian, kekuatiran yang berlebihanlah yang memicu tumbuhnya sel-sel radikal.
Apa yang dikuatirkan orang-orang pada masa Tuhan Yesus? Pada masa itu, memperoleh makanan, maupun pakaian adalah hal yang sukar. Karena kekuatiran mereka, menyebabkan mereka kehilangan orientasi hidup. Dalam Matius 6: 19 menunjukkan beberapa orang yang mengumpulkan harta sampai berlimpah-limpah. Akibatnya, orientasi mereka tidak lagi pada Allah, melainkan pada harta mereka. Harta yang mereka sembah. Harta tidaklah kekal, bila kita melihat banyak kejadian sekitar kita, harta yang dikumpulkan bertahun-tahun, habis dalam sekejap mata.
Tuhan Yesus mengajak untuk berpikir positif. Belajarlah pada burung-burung di udara, bunga Bakung di padang. Kalau burung-burung di pelihara Allah, bahkan bunga bakung yang tidak memintal, tetapi lebih indah daripada Salomo dengan jubah terbaiknya, masakan untuk masalah makanan, pakaian, usaha, pasangan hidup, studi dan banyak pergumulan hidup Tuhan tidak memelihara? Pasti Dia akan memelihara.
Berpikirlah positif, karena Allah kita adalah Allah yang memelihara.
Matius 6: 33 menyatakan “tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. Banyak orang yang menafsirkan secara harafiah, bahwa kita tidak perlu berusaha, Tuhan akan memberikan. Tuhan Yesus, melalui pernyataan ini hendak mencegah seseorang yang bekerja itu kehilangan orientasinya. Hal yang harus kita lakukan adalah mencari kehendak Allah, bukan berarti meninggalkan pekerjaan kita, melainkan memenuhi panggilan kita untuk tetap bekerja dengan orientasi menyatakan kemuliaan dan kebenaran Allah. Sehingga kita akan bekerja keras, dengan penuh tanggung jawab, dengan sungguh-sungguh, maka nama Allah akan dimuliakan. Pada saat yang sama, Allah memenuhi kebutuhan kita.
Melalui firman ini kita disadarkan, kekuatiran harus dihadapi dengan berani. Bersikaplah positif, karena Allah adalah Allah yang memelihara. Melalui karya kita demi kerajaan Allah dan kebenarannya dan dalam iman kita kuasi kekuatiran kita sehingga dalam pekerjaan kita kita mempermuliakan Allah. Amin.
(SePur)
Add comment