Pertama : Yesaya 60 : 1 – 6
Kedua : Efesus 3 : 1 – 12
Bacaan : Mazmur 72 : 1 – 7 , 10 - 14
Ketiga : Matius 2 : 1 - 12
Setiap manusia dalam kehidupannya senantiasa mendambakan suatu kehidupan yang penuh dengan kecukupan, kedamaian, kesehatan atau damai sejahtera, tidak terkecuali ketika kita memasuki tahun 2010. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa merasakan hidup damai sejahtera itu ?
Kita akan belajar bagaimana orang-orang Majus datang kepada Yesus yang baru lahir¸ Raja Besar, Mesias, Sang Raja pembawa damai sejahtera. Melalui perjalanan yang jauh, penuh tantangan, rintangan, dan resiko, mereka tetap dengan semangat dan tekun terus mencari, seolah-olah tak kenal lelah untuk mendapatkan dan menyembahNya. Tujuan perjalanannya jelas yaitu mendapatkan Sang Raja pembawa damai sejahtera.
Untuk mencapai tujuan, tentu harus diperjuangkan, perjuangan orang Majus pantas menjadi teladan, walaupun belum mengenal Yesus, belum mengerti dimana tempat Raja yang baru lahir, mereka bertekad memperjuangkannya, meskipun harus melalui perjalanan yang beresiko dan melelahkan. Pengalaman ini menjadi teladan kita bagaimana harus berjuang, mencapai cita-cita, mencapai apa yang diharapkan, mencapai apa yang telah direncanakan. Tidak mudah kecewa dan patah semangat dalam hidup tetapi bersuka cita menjalani kehidupan.
Dalam pencarianNya orang Majus dituntun oleh bintang–Nya dari Timur dan Firman Tuhan dari nubuat-nubuat yang disampaikan para Nabi melalui para imam dan ahli Taurat, bahkan ketika diperingatkan melalui mimpi untuk tidak kembali kepada Herodes, mereka taat. Ini menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan bersedialah dituntun dan dipimpin oleh Tuhan melalui ketaatan pada kehendak Tuhan dalam firman-Nya.
Apa yang dilakukan ketika orang Majus sesudah menemukan Sang Raja Damai sejahtera? Mereka menyembah, bersyukur dengan menghaturkan persembahan berupa emas, kemenyan, mur dan pulang dengan sukacita, semua karena anugerah dan pimpinan Tuhan. Demikian halnya dengan kita apabila harapan, cita-cita yang kita rencanakan itu tercapai semua karena anugerahNya maka sudah selayaknyalah kita naikkan syukur. Mensyukuri apa saja yang kita miliki dengan sepenuh hati, pikiran, tenaga atau harta kita untuk kemuliaan nama Tuhan.
Sebagai anak-anak Tuhan yang hidup dan berjalan dalam terang firmanNya, anak-anak Tuhan harus dapat memancarkan terang di tengah-tengah kehidupan dunia ini. Inilah panggilan itu yaitu agar senantiasa berjalan dalam AnugerahNya, berjalan sesuai FirmanNya dan kehendak Tuhan, sehingga dapat menemukan Anugerah Tuhan dalam hidup ini berupa hidup penuh damai sejahtera dalam Tuhan Yesus. Amin.
Add comment