Bacaan Leksionari
Kisah Para Rasul 10 : 44-48; Mazmur 98
1 Yohanes 5 : 1-6 ; Yohanes 15 : 9-17
Suatu ketika seorang yang beragama kristen dari Indonesia mengemukakan pengalamannya tinggal dan hidup di sebuah negara Timur tengah. Pengalamannya itu disiarkan langsung melalui siaran sebuah stasiun radio luar negeri yang sangat terkenal di Eropa. Awalnya ia menduga bahwa tentu tidak ada gereja di negara itu. Tetapi teman akrabnya yang penduduk asli dan berkeyakinan bukan kristen memberinya informasi bahwa ada juga gereja di negara itu.
Pada suatu hari minggu ia mencoba ke gereja tersebut karena ia sudah sangat rindu beribadah dan bersekutu di rumah Tuhan setelah beberapa bulan tidak ke gereja. Ketika hampir sampai di gereja itu, ia sangat terkejut dan bingung karena dari jauh gedung gereja itu tampak berbentuk kubah di atasnya. Namun ia mulai agak yakin bahwa gedung itu memang gereja setelah dari dekat terlihat jelas lambang salib di atas pintu masuk gedung tersebut. Meskipun masih ragu-ragu, ia tetap melangkah ke dalam gedung itu dan duduk di sebuah kursi. Keheranannya semakin menjadi-jadi ketika warga jemaat gereja itu mulai berdatangan untuk beribadah.
Ia melihat warga jemaat yang pria datang dengan bersorban dalam jubah khas timur tengah sedang wanita datang dengan cadar dalam pakaian timur tengah juga. Ia semakin bingung ketika melihat pendeta naik ke mimbar kotbah dengan jubah khas timur tengah lengkap dengan sorban. Dan ketika pendeta itu pun berkotbah ia semakin tercengang-cengang karena pendeta itu berkotbah dengan semangat dalam bahasa Arab dengan memegang Alkitab dalam bahasa Arab pula.
Orang Indonesia itu kemudian mengatakan bahwa dengan pengalamannya itu, pola pikirnya yang selama ini terbentuk di Indonesia terputar 180 derajat. Pola pikir bahwa simbol-simbol bentuk khas bangunan, pakaian, dan bahasa kitab suci ternyata merupakan budaya lintas agama di negara itu. Ia bersyukur mengalami pengalaman itu karena dengan itu pemahamannya semakin luas tentang agama dan beragama.
Pada jaman Rasul Petrus pernah pula terjadi dimana pola pikir orang-orang yang merasa telah percaya kepada Tuhan Yesus (orang bersunat secara rohani) sangat terganggu karena suatu peristiwa yang terjadi dalam pelayanan Petrus. Ketika Petrus mulai bersaksi : "Barangsiapa percaya kepadaNya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena namaNya" (Kisah Rasul 10:43); maka seketika itu juga : "turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengar pemberitaan itu" (Kisah Rasul 10:44). Mengapa mereka tercengang-cengang? Karena dengan peristiwa dan pengalaman iman itu, tidak lagi sesuai atau mengikuti pola pikir yang mereka anut.
Kenyataannya saat itu, Roh kudus pun dapat turun langsung tidak hanya kepada orang yang dipandang sudah percaya tetapi juga kepada orang yang dipandang belum mengikut Yesus (orang yang tidak bersunat secara rohani). Pola pikir mereka sebelumnya bahwa tentulah urapan Roh kudus tidak mungkin berkenaan bagi orang yang dipandang oleh mereka belum mengikut Tuhan Yesus. Tetapi fakta yang mereka saksikan tidaklah seperti itu.
Beberapa pesan penting yang perlu selalu kita renungkan dari firman Tuhan di atas, bahwa : (i) dalam kaitannya dengan keselamatan manusia, pola pikir dan bekerja Allah tidak berdasarkan kriteria pembedaan yang dilakukan menurut pandangan manusia terhadap orang atau kelompok orang dalam masyarakat. Yang berlaku adalah kehendak Tuhan semata dan tidak tergantung pada kehendak manusia., (ii) bagaimana Allah bekerja dan apa yang harus dikerjakanNya (rencana Allah) semata-mata tergantung pada kehendak dan keputusanNya (Mazmur 98)., (iii) kita harus selalu menyerahkan segala rencana atau keinginan kita kedalam tangan bimbingan Roh kudus agar kehendakNyalah yang berlaku dan bukan kehendak kita. Immanuel !
Tim Penyusun Renungan
---- JJS. ---
Sumber: Warta Gereja Edisi : Minggu, 17 Mei 2009 Nomor : 20/2009
Add comment