Bacaan; Leksionari:
PL : Maleakhi 3:1–4
PB : Filipi 1:3–11
Tanggapan : Lukas 1:68–79
Injil : Lukas 3: 1–6
Judul di atas, menunjukkan dua permasalahan yang secara esensial memiliki kesamaan, tetapi implementasinya yang berbeda. Permasalahan pertama, yang berkepentingan Tuhan untuk hadir bagi manusia. Artinya, inisiatif datang dari Tuhan Allah untuk menyatakan misi-Nya yang telah diwartakan melalui firman-Nya; baik ketika di taman Eden (Firdaus),
Kejadian 3:15, maupun dalam nubuatan kitab Nabi Yesaya yang tertulis dalam Lukas 3:4 – 6. permasalahan kedua, yang berkepentingan manusia berkenaan dengan pernyataan Allah untuk melaksanakan misi-Nya kepada dunia, bagaimana manusia merespons pernyataan Allah tersebut.
Mempersiapkan jalan untuk Tuhan, mengandung makna bahwa inisiatif Allah melawat manusia untuk memberikan jalan keselamatan harus dipahami tentang sifat-sifat keilahian Allah, yang perlu kita persiapkan dalam diri kita. Sifat keilahian Allah, antara lain: kudus, mulia, agung, bijaksana, sempurna dan sebagainya. Kita menyadari, bahwa keadaan kita jauh dari sifat-sifat keilahian-Nya, oleh karena itu satu hal yang harus dilakukan oleh manusia, untuk merespons tawaran Allah yang Maha Baik, yaitu PERTOBATAN. Manusia dalam kondisi berdosa, tetapi Allah tidak begitu saja meninggalkan ciptaan tangan-Nya, keselamatan telah dimiliki manusia ketika Allah sendiri yang BERINISIATIF MELAWAT MANUSIA. Pertobatan adalah kata kuncinya untuk mempersiapkan jalan Tuhan. Pertobatan bukanlah sekadar pernyataan verbalistik, tetapi harus ada action. Dimulai dari penyadaran diri akan eksistensi kita sebagai manusia berdosa, mengakuinya, menyerahkannya pada Sang Penolong (Mesias), dan lebih lanjut harus memiliki keberanian untuk meninggalkan hidup lama, itulah pertobatan.
Mempersiapkan jalan untuk kita sendiri, mengandung makna bahwa manusia, yang telah diselamatkan oleh Kristus, mampu merespons tawaran
Allah atas kasih karunia-Nya tersebut. Merespons misi Allah, atas kehadiran Tuhan Yesus Kristus yang pertama, adalah pertobatan yang telah dilakukan oleh setiap manusia yang mau menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Apakah yang perlu dipersiapkan manusia untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua? Inilah saatnya manusia yang telah bertobat, harus mempersiapkan jalan untuk dirinya. Sudahkah kita luruskan jalan kita bengkok, sudahkah kita ratakan jalan kita yang berbukit, bergelombang? Itulah, hati manusia yang harus dipersiapkan, dibersihkan dari lika-liku, bengkak-bengkok,macam-macam kemunafikan, agar Tuhan Yesus berkenan hadir dalam hidup kita. Standar Allah untuk menerima keselamatan tidak dapat ditawar, hanyalah BERTOBAT.
Keselamatan memang sudah kita miliki sejak kita percaya, tetapi keselamatan itu perlu dilatih terus menerus, diisi ketika kita hidup di dunia. Rasul Paulus menggunakan istilah ”kerjakan keselamatanmu” .... (Filipi 2:12), istilah ini digunakannya seperti dalam olah raga work-out, atau latihan. Otot sudah ada, tinggal dilatih. Dengan mengisi hidup kita akan berbuah dan pasti akan menambah keyakinan akan keselamatan kita. Ibaratnya orang menanam pohon, kita semakin yakin sesudah melihat dan merasakan buahnya. Menghasilkan buah itulah yang disebut ”mengerjakan keselamatan”. Kita akan mempersiapkan jalan untuk kita, menyambut kedatangan Kristus Yesus yang kedua bukan sebagai Mesias, tetapi sebagai HAKIM AGUNG yang akan menghakimi semua manusia dengan adil! MARANATHA, AMIN!
Add comment